Senin, 11 Februari 2013

The Story (part 2)


Dua orang setelahku yang menghadap 3 juri tadi membuatku bosannnnnnnnn sangat. Sudah berapa kali aku mengatakan ke teman sebelahku kalau aku pengin banget tidur. Mana pusing, panas dingin, nafasnya "mengkis-mengkis", hemmm, enaknya ketemu kasur langsung brek. Huffft. Tahan, tahan. Sampai akhirnya saat maaghku sudah kumat, snack yg selama ini aku diamkan kini aku makan. Baru makan tahubaso setengah. juri sudah memanggil. Sempet sebelum pengumuman temen-temen yang lain sudah berpikir bahwa nanti aku yang bakal lolos. Tapi aku gak mau kecewa, wallahu a’lam, Allah akan memberiku apa. Ibu dosen Bastind yang baik hati mengumumkan, bahwa perwakilan no 1 PBS adalah dari Bahasa…. Inggris. Alhamdulillah, berarti Allah memberiku kesempatan karena usahaku. Man jadda wa jada :).
Kembali ke sekre, tempat terakhir sebelum berangkat ke Gedung E. sepi. Akhirnya aku langsung ke NH, sholat dhuhur. Rasanya dunia berputar. Nafas makin sesak, entah apalagi namanya. Wudhu sambil sempoyongan, oh mine, ini bukan gue banget. Sholat nggak kuat jadi imam, rasanya kuat berdiri aja udah prestasi untuk saat itu. Memang tampangku nggak memperlihatkan apapun, tapi rasanya sekujur tubuh pengin banget diistirahatkan dulu. Hemm, tahan dulu sampai urusan hari ini selesai. Sabar J. Seusai dari NH, adik yg menjadi rekanku berjalan ke sekre rasanya sangat kasihan sekali karena kuceritakan setiap detail yang kurasakan. Ya sudah, mending aku mulai diam.
Pak ketum segera ku sms “Buruan ke sekre, selak gak kuat”. Karena rasanya kepala tak kuat lagi untuk tetap di atas. Setelah sang ketum datang, justru aku keluar untuk mencari dosen pendamping setelah diberi saran dari mawapres 2012 lalu, sekaligus tempatku berkonsultasi. Menemui ibu dosen B.Ind yg tadi menjadi juri, dan bertanya mengenai dosen pembimbing. Inginnya ibu ini, tapi ternyata diusahakn dari prodi. Disarankan lah dosen B.Ing yang tadi menjadi juri. Oh mine!!! Karya tulisnya gak jadi malah isine perang batin trus no ntar… hemm, baiklah, lewat sms aj ke dosen lain kalau gitu.. Setelah itu dengan sempoyongan aku kembali ke sekre, dimintain tolong buat translate sebenernya, tapi mana kuat.. menunggu balasan, yang ternyata mebuatku semakin terpuruk. “Ya mbak, jam 2.30 nanti”. Waaa, padahal aku pengin pulaang…. :(. Kuputuskan untuk tidur sampai jam 2. 20 dengan memasang alarm di HP. Belum semenit aku menutupi muka dengan jaket, rekan LSP putra ada yang datang. Sempat terbangun tapi kulanjutkan lagi, tak kuat lagi aku melakukan hal lainnya.

to be continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar