Undian telah ditata di atas meja. Setelah
dipersilakan, aku pun mengambil salah satu nomor. Kubuka perlahan, berharap tak
menjadi yang paling beruntung (lucky number one). Tapi ternyata Allah
berkehendak lain. Saat kubuka kertasku, ternyata nomor 1 terpampang di sana.
Waa, presentasi pertama!!! Dag-dig-dug duerrr. Linda yang mendapat nomor undian
5 bolak-balik menyemangatiku. Bagaimanapun aku tetap maju yang pertama. Setelah
persiapan, aku pun menyampaikan presentasiku mengenai PROGRAM KARANG TARUNA
BERKARAKTER. Sebenarnya ide ini berasal dari KT 04 yang sekarang sedang aku
ketuai. Menggunakan mouse wireless, ternyata sangat alot “mengklik” nya. Agak
terganggu presentasiku. Tapi akhirnya selesai juga, dan diberi pertanyaan oleh
para juri. Bu Atikah sudah pernah menjadi juri saat seleksi Jurusan kemarin. 2
juri yang lain adalah Pak Winarno dan Pak Sulis. Pertanyaan-pertanyaan kujawab
sebisaku, dengan keyakinanku. Mana ada yang nonton! mbak Kalis, Yeni, dan Dek
In. Maluu. Dan akhirnya aku menutup dengan salam. Legaaaaa.
Sesaat kemudian aku menjalani tes psikologi. Di sini
tes nya beneran asiiik buanget. Pengen lagiii. Di dalam tes psikologi,
ditanya-tanya tentang alasan ikut mawapres, organisasi apa yang diikuti, KTI
yang ditulis, dan perkiraan juara. Jelas di sini aku mengatakan bahwa awalnya
aku sama sekali tak berpikir tentang Mawapres. Orang-orang di LSP lah yang
mendorongku untuk ikut seleksi Mawapres, orang tuaku pun ikut mendukungku.
Akhirnya majulah aku dalam kompetisi ini. ditanyakan pula perkiraan juara. Aku
mengingat kembali percakapanku kemarin dengan Ochi. “Minimal 3 ya vy”, aku
menyahut, “Ora chi, minimal 2 og”, “Wah, 1 wae nagnu”. Semua percakapan yang
tidak serius bahkan bisa dikatakan bercanda. Walaupun di sela-selanya aku
mengamini. Aku pun akhirnya mengatakan, saya bisa juara 2 bu. Lalu banyak
pertanyaan menyenangkan yang lain. Ya, dan setelah beberapa saat pun akhirnya
aku keluar dengan senyuman yang lebar.
Setelah menunggu lama, akhirnya masuk juga aku ke
ruang wawancara Bhs. Inggris. Dosen pembimbingku sendirilah yang menjadi
jurinya. Lama sekali tesnya, dan sangat panas! Hawa di dalam ruangan sangat
tidak bershabat, sampai aku harus mengelap keringatku beberapa kali. Ternyata
tadi pagi pak dosen menungguku untuk melihat presentasiku.. huhhuuu, pekewuhbanget.com.
Setelah keluar dari wawancara, aku pun segera masuk
lagi ke ruang sidang gedung A. baru beberapa menit aku duduk, Dhora masuk dan
kebingungan mencari ruang wawncara B,Inggris. Saat berjalan menuju ruangan, aku
bertemu salah satu panitia yang merupakan orang mawa. Kata-kata beliau sangat
menghiburku. Katanya presentasiku yang paling bagus, karena PD. Waa,, melting
:D. kalau jurinya bapaknya, katanya yang juara 1 aku, hehehe. Seneng banget
dengernya… makasih banyak pak… :D. aku melanjutkan berjalan menuju ruang dan
bertemu dengan mb Siti. Sesaat kami berkumpul saat Linda masih presentasi.
Terlihat antusias para juri saat memberi pertanyaan. Wah, ini dia… aku berpikir
bahwa Linda berpeluang besar untuk menjadi juara 1.
Saat istirahat, aku meminta Dhora bercerita tentang
pengalamannya di Jerman. Kerennn buangeet… yang paling berkesan itu, di Jerman
setiap bulannya ada hari membuang barang yang tidak disukai. Di situ
barang-barang kayak i-Pad, Blackberry, bahkan sampai wajan asli yang harganya
jutaan dibuang di depan jika memang sudah tidak disukai. Kalau diambil sama
orang, justru yang punya seneng, soalnya bisa bermanfaat. Di sana pengangguran
digaji lho, tukang sampah di sana berdasi. Di sana waktu sholatnya beda dengan
Indonesia. Subuh jam 9 pagi, dhuhur jam 3 sore, ashar jam 6 sore, maghrib jam
8/9 malem, isya jam 11 malem. Di sana juga jarang masjid. Pokonya di sana harus
kuat iman, kalo nggak pasti udah tergelincir. Di sana, kerja part time, 1 hari
4 jam, digaji 10juta lebih per bulan! Kuliah pun gratis, wah, pokonya kerennn!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar