Togetherness might end, but friendship will never end ^^
Rabu, 06 November 2013
Selasa, 05 November 2013
just for ADAM
melihatmu
buatku tersenyum
mendengarmu
buatku tertawa
gempal tubuhmu
tampan wajahmu
cemerlang sinar matamu
dirimu bagaikan magnet
yang membuatku tertarik
dirimu bagaikan perekat
yang membuatku menempel
dirimu bagaikan lumpur
yang membuatku terisap
di dekatmu
kurasa dunia berhenti berputar
di dekatmu
kurasa waktu berhenti berjalan
ku ingin selalu bersamamu
i love you,
wahai ADAMku :)
buatku tersenyum
mendengarmu
buatku tertawa
gempal tubuhmu
tampan wajahmu
cemerlang sinar matamu
dirimu bagaikan magnet
yang membuatku tertarik
dirimu bagaikan perekat
yang membuatku menempel
dirimu bagaikan lumpur
yang membuatku terisap
di dekatmu
kurasa dunia berhenti berputar
di dekatmu
kurasa waktu berhenti berjalan
ku ingin selalu bersamamu
i love you,
wahai ADAMku :)
Selasa, 23 April 2013
NYAWA vs ADMINISTRASI
Seakan menyaksikan film di televisi yang menceritakan kehidupan anak yang mengharukan karena kondisi sekolah yang memprihatinkan. Murid-murid yang memiliki semangat belajar tinggi untuk tetap melanjutkan sekolah dengan biaya sangat murah atau bahkan tanpa biaya. Namun, kasus yang terjadi bukan hanya di film, melainkan di kehidupan nyata. Bahkan di kehidupan nyata ini sekolah tidak gratis. Sekolah menarik bayaran, namun sangat tidak sesuai dengan yang seharusnya. Dana yang didapat sekolah dari pihak wali murid belum cukup untuk menutup semua kebutuhan dalam keberlangsungan sekolah. Termasuk salah satunya adalah dana untuk renovasi sekolah.
Masih hangat di
benak masyarakat, berita mengenai kondisi sekolah yang nyaris rubuh.
Akhir-akhir ini jumlah sekolah yang mengalami situasi kritis ini semakin
bertambah. Murid-murid yang menuntut ilmu di sekolah yang bersangkutan menjadi
korban atas bangunan membahayakan tersebut. Mereka belajar dalam suasana yang
sama sekali tidak kondusif, karena ruangan yang biasa mereka tempati sangat
beresiko. Murid-murid malang itu harus menjalani kegiatan belajar mengajar di tempat
berbahaya itu sendiri, di tempat darurat, atau bahkan di teras depan kelas lain
yang bangunannya “belum terlalu” mengkhawatirkan.
Ironis. Mungkin kata itu yang paling
tepat untuk mengungkapkan segala kejadian tersebut. Murid-murid yang tidak
berdosa menjadi korban atas ketidaknyamanan di sekolah mereka sendiri. Mereka
tidak menyangka sejauh itu, bahwa mereka akan kehilangan ruang kelas yang biasa
mereka tempati. Mereka belum bisa berpikir, jika mereka tetap menempati ruangan
berbahaya itu nyawa taruhannya. Sewaktu-waktu bangunan sekolah bisa menimpa
mereka ketika sedang asyik belajar.
Nyawa sama sekali bukanlah hal yang
remeh temeh. Nyawa, dapat dikatakan sebagai hak hidup, yang mana telah menjadi
hak paling asasi yang dimiliki setiap orang. Murid-murid yang masih polos,dan
belum paham mengenai apa hubungan uang dengan birokrasi, dan sebagainya. Yang
mereka tahu uang hanya untuk jajan, untuk mengenyangkan perut mereka. Betapa
miris jika nyawa anak-anak yang tidak bersalah itu terancam hanya karena
birokrasi administrasi yang tidak mereka mengerti.
Dana alokasi pemerintah daerah untuk
renovasi sekolah sebenarnya sudah ada. Begitu yang selalu diungkapkan oleh
sejumlah pihak terkait. Bagaimanapun juga, dana renovasi sekolah bukanlah
fiktif belaka. Hal ini dapat melegakan pihak sekolah yang memang seharusnya
mendapatkan jatah alokasi dana tersebut. Sekolah dapat menarik kekurangan biaya
dari komite, sehingga pihak komite tidak terlalu terbebani dengan besarnya
biaya yang wajib dibayarkan.
Dana renovasi sekolah yang
dijanjikan pemerintah daerah kepada sekolah tersebut ternyata tidak dapat
langsung dicairkan. Proses pencairan dana tersebut membutuhkan waktu yang
relatif lama dan tentunya dengan birokrasi yang serba ribet. Pengalokasian dana
yang sudah diatur dalam anggaran dana hanya menjadi hiasan di mata mereka. Nyawa
dibandingkan dengan proses administrasi yang kompleks, dapat dikatakan tidak
mutu dan tidak manusiawi. Begitulah realita dunia pendidikan dari dulu hingga saat
ini.
Kamis, 28 Februari 2013
Hari H Awal Sejarahku (part 2)
Undian telah ditata di atas meja. Setelah
dipersilakan, aku pun mengambil salah satu nomor. Kubuka perlahan, berharap tak
menjadi yang paling beruntung (lucky number one). Tapi ternyata Allah
berkehendak lain. Saat kubuka kertasku, ternyata nomor 1 terpampang di sana.
Waa, presentasi pertama!!! Dag-dig-dug duerrr. Linda yang mendapat nomor undian
5 bolak-balik menyemangatiku. Bagaimanapun aku tetap maju yang pertama. Setelah
persiapan, aku pun menyampaikan presentasiku mengenai PROGRAM KARANG TARUNA
BERKARAKTER. Sebenarnya ide ini berasal dari KT 04 yang sekarang sedang aku
ketuai. Menggunakan mouse wireless, ternyata sangat alot “mengklik” nya. Agak
terganggu presentasiku. Tapi akhirnya selesai juga, dan diberi pertanyaan oleh
para juri. Bu Atikah sudah pernah menjadi juri saat seleksi Jurusan kemarin. 2
juri yang lain adalah Pak Winarno dan Pak Sulis. Pertanyaan-pertanyaan kujawab
sebisaku, dengan keyakinanku. Mana ada yang nonton! mbak Kalis, Yeni, dan Dek
In. Maluu. Dan akhirnya aku menutup dengan salam. Legaaaaa.
Sesaat kemudian aku menjalani tes psikologi. Di sini
tes nya beneran asiiik buanget. Pengen lagiii. Di dalam tes psikologi,
ditanya-tanya tentang alasan ikut mawapres, organisasi apa yang diikuti, KTI
yang ditulis, dan perkiraan juara. Jelas di sini aku mengatakan bahwa awalnya
aku sama sekali tak berpikir tentang Mawapres. Orang-orang di LSP lah yang
mendorongku untuk ikut seleksi Mawapres, orang tuaku pun ikut mendukungku.
Akhirnya majulah aku dalam kompetisi ini. ditanyakan pula perkiraan juara. Aku
mengingat kembali percakapanku kemarin dengan Ochi. “Minimal 3 ya vy”, aku
menyahut, “Ora chi, minimal 2 og”, “Wah, 1 wae nagnu”. Semua percakapan yang
tidak serius bahkan bisa dikatakan bercanda. Walaupun di sela-selanya aku
mengamini. Aku pun akhirnya mengatakan, saya bisa juara 2 bu. Lalu banyak
pertanyaan menyenangkan yang lain. Ya, dan setelah beberapa saat pun akhirnya
aku keluar dengan senyuman yang lebar.
Setelah menunggu lama, akhirnya masuk juga aku ke
ruang wawancara Bhs. Inggris. Dosen pembimbingku sendirilah yang menjadi
jurinya. Lama sekali tesnya, dan sangat panas! Hawa di dalam ruangan sangat
tidak bershabat, sampai aku harus mengelap keringatku beberapa kali. Ternyata
tadi pagi pak dosen menungguku untuk melihat presentasiku.. huhhuuu, pekewuhbanget.com.
Setelah keluar dari wawancara, aku pun segera masuk
lagi ke ruang sidang gedung A. baru beberapa menit aku duduk, Dhora masuk dan
kebingungan mencari ruang wawncara B,Inggris. Saat berjalan menuju ruangan, aku
bertemu salah satu panitia yang merupakan orang mawa. Kata-kata beliau sangat
menghiburku. Katanya presentasiku yang paling bagus, karena PD. Waa,, melting
:D. kalau jurinya bapaknya, katanya yang juara 1 aku, hehehe. Seneng banget
dengernya… makasih banyak pak… :D. aku melanjutkan berjalan menuju ruang dan
bertemu dengan mb Siti. Sesaat kami berkumpul saat Linda masih presentasi.
Terlihat antusias para juri saat memberi pertanyaan. Wah, ini dia… aku berpikir
bahwa Linda berpeluang besar untuk menjadi juara 1.
Saat istirahat, aku meminta Dhora bercerita tentang
pengalamannya di Jerman. Kerennn buangeet… yang paling berkesan itu, di Jerman
setiap bulannya ada hari membuang barang yang tidak disukai. Di situ
barang-barang kayak i-Pad, Blackberry, bahkan sampai wajan asli yang harganya
jutaan dibuang di depan jika memang sudah tidak disukai. Kalau diambil sama
orang, justru yang punya seneng, soalnya bisa bermanfaat. Di sana pengangguran
digaji lho, tukang sampah di sana berdasi. Di sana waktu sholatnya beda dengan
Indonesia. Subuh jam 9 pagi, dhuhur jam 3 sore, ashar jam 6 sore, maghrib jam
8/9 malem, isya jam 11 malem. Di sana juga jarang masjid. Pokonya di sana harus
kuat iman, kalo nggak pasti udah tergelincir. Di sana, kerja part time, 1 hari
4 jam, digaji 10juta lebih per bulan! Kuliah pun gratis, wah, pokonya kerennn!
Hari H Awal Sejarahku (part 1)
Pagi ini, menyelesaikan PPT buat Seleksi Mawapres.
Deg-deg an juga, tadi malem blum sempet latian. Setelah edit sana-sini, latian
1x dengan waktu yang sangat lama soalnya slide nya masih sambil diedit-edit.
Akhirnya kuserahkan slide pada masku yang begitu baik hati. Aku segera
bersiap-siap untuk berangkat. Akhirnya lewat dari jam undangan, aku berangkat
sekitar jam 8. Setelah tiba di gedung A, langsung saja aku ttd. Apa yang
terjadi di sini? Namaku salah tulis lagi! Kali ini jadi VINY ZUNY MANDASARI.
Haduh, kenapa masalah nama blum juga usai sih? Cekaceka. Aku meminta izin
kepada panitia untuk menata ulang berkas milikku. Aku menyusulkan beberapa
berkas yang kudapat kemarin. Berkas-berkasku kebanyakan adalah berkas lokal
yang ber-ttd kan pengurus BADKO, KT 04, dan TPQ Al-Huda. Yang penting sudah usaha.
Sampai akhirnya klip kertasku tidak cukup untuk membendel berkasku. Akhirnya
aku hanya meletakkannya di map tanpa penjepit. Akhirnya aku masuk ruang yang
langsung disambut dengan dosen pembimbingku. Wah, ternyta aku sudah di sms dan
di miscall saat proses menata tadi. Pekewuh.com.
Acara dibuka, Pak Amir memberikan sambutan. Wah,
tambah dag-dig-dug nih. Aku tau, semua adalah orang hebat. Walaupun aku selalu
mengatakan “Lind, 1 Lind”, yang tentu saja menjadi motivasi entah untuk Linda
maupun untukku sendiri. Juara dari setiap jurusan adalah yang terbaik dari yang
terbaik. Apapun hasilnya, aku hanya bisa berdoa, berusaha semaksimal mungkin,
dan tentunya tawakkal. Karena hari ini adalah penentuan dari perjuanganku
hari-hari sebelumnya. Bismillah…
Senin, 25 Februari 2013
Langkah Baru, Amanah Baru
Bismillah, hari ini adalah hari pelantikan LSP. Awal
cerita dalam menjalani hari sebagai Ketua Departemen PSDM. Dimintanya sih
dateng 6.30. udah ngebut n cpet2 berangkat bareng adek, akhirnya aku jadi orang
ke-2 yang dateng setelah Linda. Ini nih, rekanku di perjuangan Mawapres yang
sangat gigih dalam berusaha. Aku mah nggak ada apa-apanya, hehe. Akhirnya
sekitar jam 7.30 pintu dibuka. Proses menunggu peserta dan undangan yang datang
adalah hal yang paling membosankan. Hingga akhirnya sekitar jam 9 pagi barulah
acara dimulai.
Dibuka dengan basmalah, tilawah, sambutan ketupat,
kemudian Pak Rohmadi, dan akhirnya Pak Amir. Waktu Pak Rohmadi datang, beliau
menunjuj-nunjuk aku sambil melihat mas Deni. Waduh, mesti aku diapali gara-gara
wakil dari PBS. Maluuu. Setelah diberi pengarahan oleh Pak Rohmadi dan Pak
Amir, akhirnya sumpah jabatan dibacakan oleh Mas Alqon. Krasa rada aneh,
soalnya dibilangnya Lingkar Studi Mahasiswa, masa LSP jadi LSM? Hehe. Setelah
penyerahan kunci sekre dari MasDen ke ketum baru, Aji, resmilah semua jadi
pengurus baru LSP 2013. Bismillah, amanah semakin berat…
Tiba di komen-komen para alumni LSP. Di sana ada Mb
Wij, Mas Wahyu, Mas Heru, Mas Hasan, Mas Kris. Semuanya memberi pesan-pesan
untuk kepengurusan LSP yang baru ini. keren banget pesan-pesannya. Mas Heru
yang sudah menyampaikan teori pegasnya dilengkapi oleh Mas Wahyu (yang masih
tetap paling keliatan muda dibanding yang lain, hehe). “Pegas jika ditekan akan meloncat, tetapi jika tidak kuat, pegas bisa
patah. Jika sukses ditekan, loncatannya akan menjadi sangat tinggi”. Itulah
yang diharapkan oleh para alumni kepada pengurus LSP, semoga LSP bisa
menciptakan loncatan yang tinggi itu, aamiin. Di samping itu, Mas Hasan yang
memberi komen juga bertanya tentang Mawapres dari LSP. Huaa, malu pangkat 2.
Aku sama Linda (yang duduk sebelahan) cuma nunduk. Mas Kris yang mengingatkan
kembali niat kita di LSP. “Belajar,
Berkarya, Berprestasi, Berorganisasi, apapun yang jadi tujuan kita, jangan
lupakan itu, dan tetap perjuangkan”. Ngena banget deh kata-kata para
alumni… :D
Dilanjutkan dengan kumpul per departemen. Wah, mana
aku nggak persiapan sama sekali. Jadilah aku ngomong seadanya.. hehehe.
Ternyata, yang tersisa di ruangan itu anak-anak PSDM cuma mahasiswa B.Inggris.
Aku, Ochi, dek Intan, dek Wiwik, mbak Wati aja yang nggak, hehe. Pasca itu,
akhirnya acara yang dinanti… poto2!!! Dengan berbagai gaya, pose, ato apalah
namanya, banyak banget jepretan apalagi ke KaDept. Sampe cape tuh bibir, hehe,
mending diisolasi kanan kirinya. Setelah melalui foto-foto, semua pindah ke
sekre.
Aku segera menuju ke rumah Pakde di depan kampus
karena ada sesuatu yang sangat penting. Di rumah Pakde, aku menata
berkas-berkas untuk dicopy. Banyak sekali ternyata, tapi akhirnya aku pun pergi
ke tempat fotocopy. Selesai fotocopy, aku diberi nota yang mencengangkan. Rp
45.000,00!!! Waah, mahal sekalee. Ternyata aku ngopy banyak banget dokumen.
Nggak papa lah, ini salah satu bagian dari perjuangan.. :D. Setelah itu, kupacu
kuda besiku (jiah, alay) menuju ke Gedung F. Di sana tujuannya adalah nitip
buat ttd Pak PD 3 sama Linda. Ribet di gedung F gara-gara kebanyakan tumpukan
fotocopy an, akhirnya aku pun memajang dokumen-dokumen ku di lantai. Hahay,
malunyaa. Habis itu langsung berangkat kuliah ke LPP. Bener aja, udah telat,
tapi gapapalah, gak parah-parah banget.
Pasca kuliah, balik lagi ke sekre, ternyata Linda
masih ada yang lupa, jadi berkasnya belum dikumpulin. Kesempatan nih, bisa
ngurutin sertif dulu, hehe. Linda yang begitu sabar membantuku saat menata
sertif, terharuu.. T.T. kami pun berjalan bersama ke gedung F. di sana pula
kita melihat Dhora, mawapres MIPA dan mawapres IPS juga. Ternyata semua sedang
sibuk mengumpulkan berkas. Info yang kita dapet, ternyata berkasnya rangkap 3.
Sebenarnya aku udah rangkap 3, tapi berhubung Linda juga belum ngumpulin, aku
ngikut aja hari berikutnya. Hehehe. Akhirnya kita pun kembali lagi ke sekre
sambil menenteng-nenteng map. Hohoo, perjuangan belum berakhir kawan…
Selasa,
26 Februari 2013
Kuliah cuy, BEC, dosennya bu Yuni. Asyik, hehe. Di
sini ternyata kaya KWU, tapi pake bahasa Inggris. Diumumin juga
peraturan-peraturan baru di gedung E. Harus pakai item putih kalo hari senin
selasa, harus gak pake jeans, harus gak pake legging, harus gak pake pakaian
ketat, harus lepas jaket pas di kantor, n so on. Temen-temen langsung pada
protes A, B, C sampe Z. haha, lucu banget. Selesai itu, langsung dipanggil
satu-satu sesuai KRS. Ni ada lagi yang lucu, beberapa temenku dianggep bukan
mahasiswa Bhs. Inggris gara-gara bu Yuni belum pernah liat di kantor. Hehehe.
Pas bagianku, ibunya bilang, “Wah, nek iki sering banget. Fotomu mbok tempelke
neng ndi maneh mbak?”. Heee. Akhirnya ada yang mengomentari foto “dari KRS ke
KRS” milikku. :D. uda keliatan lecek banget soalnya udah beberapa semester aku
pake.. hehehe. Dasar gak modal… cekaceka..
Pasca itu, ke sekre, ngurutin sertif (lagi) sama Ochi
(lagi). Kasian banget Ochi tak mintain tolong terus, hehe. Selesai itu, Linda
datang, terus langsung ke Tania beli map n ke gedung F. Semua peserta udah
ngumpulin berkas kecuali dari POK. Yang aku bingung, berkasnya pada
tipis-tipis, nggak setebel punyaku sama Linda. Hemm, yah, inilah perjuangan.
Setelah selesai mengumpulkan berkas, akhirnya kita berdua pun berjalan menuju
shelter dekat lap.tenis untuk rapat PHT resmi untuk pertama kalinya. Baru
beberapa saat si Ketum bicara, adzan berkumandang. Rapat pun dipending sampai
ashar. Di sekre nih ada kucing kecil lucu buanget yang tadi dibawa sama salah
satu pengurus LSP. Karena yang bawa namanya Ochim, tuh kucing dikasih nama
Oching. Hehe, lucu banget.
2 orang pengurus takut ama kucing! Hehehehe!
Kesempatan bagus! Dek in sama si KaDept Humas sampe “girap-girap” liat
kucingnya jalan. Hohohoo. Akhirnya rapat pun dilanjutkan dengan perasaan
was-was oleh para pengurus yang takut kucing. Hihihihihi. Rapat dilanjutkan
dengan tawa di sana-sini. Salahku juga sih, kenapa jadi orang gak bisa serius.
Orang kok cengengesan banget. Hemmm… gapapalah, this is me.. :D.
Minggu, 24 Februari 2013
Kerja Keras tak lagi Berbuah Kegalauan ^_^
Semalam sudah kukebut KTI ku yang akhirnya berhasil
menelorkan (bukan ayam lho) beberapa paragraph saja. Payah deh kemarin. Hari
ini adalah hari konsultasi ku (lagi) ke dosen pembimbing. Saat proses ngeprint
di rumah, tiba-tiba kulihat bahwa tintanya habis. Waduh, ngeprint di luar brapa
kali lipat nih harganya. Dengan berat hati akhirnya aku berangkat membawa
cartridge untuk diisikan. Sambil mengajak sobatku tersayang (hehe, sorry ya chi
ngrepotin terus), aku berangkat ke belakang kampus untuk mengisi tinta dan
ngeprint. Hasilnya nihil, gara-gara hari minggu, semua took pada tutup,
termasuk tempat ngeprint. Hatiku sangat kacau.(balonku tinggal empat, hehe)
tapi akhirnya ada 1 rentalan yang buka. Udah ngeprint semuanya, datanglah aku
ke rumah dosen. Ternyata pak dosen sedang pergi dan kuputuskan untuk menitipkan
KTI ke orang rumah.
Kuputuskan untuk kembali ke rumah setelah sempat ke
kos Ochi. Di rumah, nonton Little Miss Eat Bulaga yang super lucuuu, imuuut,
pokonya siiip banget lah. Tuh anak-anak kecil dikasih makan apa ya kok bisa
pinter-pinter banget gitu? Hehe. Yang paling kutunggu adalah kontestan yang
namanya ALIFA. Bakatnya itu acting, tapi jadi pelawak. Lucu buanget, bener deh,
perutku ampe sakit. Di sela-sela nonton Little Miss itu, tiba-tiba pak dosen
sms untuk mengambil KTInya. Wah, padahal lagi asyik-asyiknya. Akhirnya aku pun
meneruskan nonton TV nya, hehhee. Setelah ALIFA yang menampilkan “Banci” (ato
lebih tepat disebut ALAY *uups), “Butet” (nyanyinya SITUMORANG – Situ Monyet
Apa Orang *hehehe), dan “Bang Haji Roma Irama” (terlalu) semua orang serumah
dibuat ngekek, hehehhe. Lucu banget, bener dah, rugi kalo gak nonton (hehe.
lebay). Kulihat jam, 4.30! wah, telat nih! Aku pun langsung meluncur mengajak
Ochi (lagi) ke rumah dosen. Sampe di rumah pak dosen dan berkonsultasi, hujan pun
turun dengan derasnya. Tapi coretannya nggak terlalu banyak, meskipun judulnya
lebih panjang dari kereta (lebay.com). Waduh, pulangnya gimana nih. Ah, nggak
papa lah, perjuangan buat mawapres. Dan petualangan pun masih berlanjut.
Jumat, 22 Februari 2013
Kerja Keras masih Berbuah Kegalauan *_*
2 hari ini, aku bener-bener kerja keras buat KTI ku.
Revisi dari dosen pembimbing yang lalu baru aku kerjakan 2 minggu setelahnya.
Teledor memang, tapi Alhamdulillah bisa selesai. Hehe. Paginya, aku berangkat
ke gedung E dengan keyakinan “benar” cukup tinggi untuk konsultasi KTI lagi.
Setelah tiba di tempat tujuan dengan disertai sebendel KTI yang telah kubuat
semalaman, beberapa menit kemudian HARMONI SOSIAL menjadi topik perbincangan
yang sangat panas. Kata beliau, si HARMONI ini GEJE, intinya belum ada fokus
yang bener-bener mateng di KTI ku. Okelah, terima aja deh kalo gitu.
Habis itu, diminta bapaknya tentang pedoman mawapres.
Wah, gawat, padahal di fd barusan kuhapus. Alhasil berlarilah aku ke sekre
mendownload pedoman mawapres. Gara-gara gak bawa lepi, ngeprint deh, nambah
biaya, huhuhu. Habis balik lagi, akhirnya setelah beberapa menit KTI selesai
dicoret-coret. Hohohoo. Dari KTI setebal 30 halaman yang menghabiskan tinta
printer di rumahku ini hampir sebagian besar sudah ada goresan tinta bolpoinnya
di sana-sini. Ditambah lagi, suruh ngelepas jaket soalnya peraturan baru di PBS
gak bole pake jaket di kantor. Mana dimarain bolak-balik gara-gara uhuk2 terus.
Hemmm…
Aku menggalau selama
perjalanan ke LSP gara-gara mikirin tuh KTI yang dicoret-coret tanpa ampun.
Sampai di sekre, eh ada pak Ketum. Di dalam sekre isinya cumin ngerjain pak
ketum aja, yang ternyata nanti bakalan jadi kebiasaanku (ato udah dari dulu
kebiasaannya ya? hehe). Setelah galau part 1 selesai, aku memutuskan untuk
pulang menuju galau part 2 (lho, sinetron apaan ini). dan kegalauan pun
berlanjut…
Langganan:
Postingan (Atom)