Minggu, 15 Mei 2011

ya, inilah nasibku...

kian lama kujalani aktivitas di kampus ini. sebenarnya, belum lama sih, belum genap satu tahun kok. ya kuliah, ya rapat, ya acara, ya pastinya juga pulang. tak pernah kurasakan bahwa aku selalu diawasi oleh banyak mata.

berawal dari maraknya berita anak hilang di wilayah kampus. entah di luar Jawa, di Jawa pun, di Malang, di Yogyakarta, dan bahkan telah merambah di kotaku, di kampusku tepatnya, lebih mengejutkan lagi, di fakultasku! tingkat kewaspadaan setiap mahasiswa, teman-temanku pula, menjadi tinggi. organisasi itu kian gencar mencari nasabah. tetapi aku tidak memperlihatkan kecemasanku secara 'lebay' di hadapan keluargaku. karena aku suka yang santai-santai, gak suka bikin 'terlalu' khawatir, tapi emang suka bikin 'sedikit' khawatir sih...

hingga akhirnya, pada suatu hari yang cukup mendung, kudapati sebuah pesan masuk di handphone ku di saat aku masih ada 'kuliah', yang sebenarnya nggak terlalu 'kuliah'. kubaca saja, ternyata dari kakakku, bertanya 'baru ngapain?'. kujawab saja 'kuliah'. terus ditanya kapan pulangnya, mau ada acara apa, bla bla bla. aku pun akhirnya mulai curiga. 'habis kuliah langsung pulang!', itu sms yang membuatku bingung,takut, sedih, entah rasa apalagi sepertinya benar-benar sangat tidak enak (kalo nano-nano mah enak...). tiba-tiba ada pesan masuk lagi, dari bapakku. disuruh segera pulang setelah kuliah. aku makin bingung apa maksud dari pesan-pesan yang telah kuterima ini. mulailah aku berpikiran macam-macam. dan, kebiasaanku kambuh, menangis. cengeng, itulah aku. tapi aku benar-benar tak bisa berpikir jernih lagi. kubatalkan janjiku bertemu seseorang yang sudah lama tak kujumpai.

sebenarnya suasana cukup menegangkan pada saat itu. aku ijin ke dosen yang mengampu mata kuliah itu. aku berlari sekencang-kencangnya, menuju ke parkiran, akhirnya sampai ke rumah saudaraku. kuhapus air mataku (hikz2) sebelum mengucap salam. Alhamdulillah, aku bisa tenang, dan lebih tenang lagi karena tak terjadi apapun seperti pikiran-pikiran burukku. keluargaku hanya mengkhawatirkan kesibukanku yang hampir tiap hari pulang maghrib. mengkhawatirkanku akan segala organisasi yang kuikuti. akhirnya, aku dilarang mengikuti kegiatan-kegiatan yang sudah menjadi langganan dalam agendaku. cukup di sini aku tenang. masih ada rasa was-was dalam perjalananku menuju rumahku. Alhamdulillah, normal-normal saja kenyataanya. malah aku langsung makan nasi kuning yang sudah tersedia di meja makan... hehehehe. ibuku mulai menasehati lagi, kurangi kegiatan. ibuku bahkan memberi tahu bahwa saudara-saudaraku yang bertempat tinggal di dekat kampus selalu melihat gerak-gerikku. pulangku, hari liburku, selalu penuh kegiatan. jadilah, sekarang aku sudah ditegasi untuk menahan dulu, hingga kondisi kembali normal. berbagai alasan kuungkapkan, berbagai 'rayuan maut' kulontarkan, namun, mungkin hanya beberapa saja yang diijinkan. entah sampai kapan, tapi aku memang anak rumah, batasan pastilah lebih ketat. ini itu lebih banyak diatur, lebih banyak peraturan.

so, bagi teman-teman yang merasa aneh tentang diriku saat ini, aku mohon maaf yang sebesar-besarnya, karena memang ini, ya, inilah nasibku.  terima kasih sudah maklum... ^^

di ujung masjid tercinta, dengan segenap ketidaksempurnaanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar