Sepi… kini terasa sepi…
tawamu,
candamu,
nasehatmu,
kini tak ada lagi…
aku akan merindukannya,
meninju perutmu,
memukul lenganmu,
menggelitik pinggangmu,
mengelus rambut cepakmu,
aku akan menantinya,
ilmumu,
ceritamu,
nasehatmu,
pengalamanmu,
takkan terganti oleh siapapun,
sekali kamu, tetap kamu
aku ingat kala kau pura-pura jatuh
pura-pura tersandung
meniru gaya pemain sepak bola
bak kiper profesional kau menangkap angin
layaknya bola sudah di tanganmu
suara anehmu,
cempreng,
ngebass,
sopran,
begitu aneh dan sungguh membuatku teringat
semua, tak pernah kulupa
semua, pasti kan terkenang
meski kau jauh di pulau itu
meski jarak memisahkan kita
meski aku tak pernah menampakkan tangisku
meski aku tak pernah menampakkan rasa sayangku
tapi asal kau tau
saat kau tak di hadapanku
aku hanyalah orang yang lemah
tak punya daya upaya
tak bisa menahan tangis untukmu
tangis,
sedih,
sepi,
namun,
semua selalu berdoa
untuk kebaikanmu
agar selalu menyertaimu
selamat berjuang, kakak
kami di sini mendukungmu :’)
di ujung kamar, berlapis pilu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar